Bengkulu, 18 April 2025 — Akses transportasi laut dari Bengkulu ke Pulau Enggano terganggu akibat pendangkalan alur laut di Pelabuhan Pulau Bai, Bengkulu. Dalam situasi darurat ini, Satuan Tugas Pengamanan Pulau Terluar (Satgas PAM PUTER) Enggano menunjukkan respons cepat dan sigap dalam mengevakuasi ratusan warga dan mahasiswa dari pulau terluar tersebut.
Perintah evakuasi langsung datang dari Dankolakops PAM Pulau Terluar, Brigjen TNI Rachmat Zulkarnain, sebagai bentuk kepedulian terhadap keselamatan masyarakat. Dalam aksi tersebut, Satgas PAM Puter Enggano bersinergi dengan instansi terkait, termasuk Bakamla RI, untuk mengevakuasi warga yang terisolasi akibat gangguan transportasi laut.
Sebanyak 114 orang berhasil dievakuasi dari Pulau Enggano menggunakan kapal milik Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI). Mereka terdiri dari 52 warga Pulau Enggano, 60 mahasiswa Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno (UNFAS) yang baru saja menyelesaikan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM), serta 2 orang pasien dengan kondisi medis darurat.
Proses evakuasi dilakukan secara bertahap. Tahap pertama dilakukan terhadap warga masyarakat, diikuti oleh evakuasi mahasiswa, dan terakhir dua orang penyandang disabilitas. Semua proses dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan tetap mengutamakan keselamatan para penumpang.
Karena keterbatasan alat angkut, proses evakuasi dari darat ke kapal utama dilakukan dari dermaga Pelabuhan Malakoni, Kecamatan Enggano, menggunakan dua unit speedboat dengan kapasitas masing-masing delapan orang. Selain mengangkut penumpang, kapal juga membawa hasil bumi milik warga yang akan dipasarkan di Bengkulu.
Komandan Pleton Satgas PAM Enggano, Kapten Inf. Lilik Yuniarso, menjelaskan bahwa kapal KN Pulau Marore 322 milik Bakamla RI hanya dapat lego jangkar sejauh 500 meter dari dermaga karena kondisi alur pelabuhan yang masih dalam proses pengerukan. Oleh sebab itu, penumpang harus terlebih dahulu diangkut menggunakan kapal kecil menuju kapal besar.
Setibanya di luar alur pelabuhan Pulau Bai, seluruh penumpang kembali dipindahkan menggunakan kapal kecil menuju dermaga Pelabuhan ASDP Pulau Bai di Bengkulu. Semua tahapan dilakukan dengan tertib, cepat, dan aman berkat kerja sama lintas sektor.
Evakuasi massal ini sukses dilaksanakan berkat sinergi antara Bakamla RI, Lanal Bengkulu, Pos AL, Koramil, Polsek, Pemerintah Kecamatan dan Desa, Basarnas, KPLP, serta Satgas PAM Puter Enggano. Kerja sama ini membuktikan pentingnya koordinasi dalam menghadapi situasi darurat di wilayah kepulauan.
(Redaksi Bela)